Sunday, May 24, 2015

MPASI and FOOD COMBINING



MPASI dan FOOD COMBINING

Fase MPASI atau Makanan Pendamping ASI… Adalah fase si kecil mulai berlatih untuk mengenal asupan lain selain ASI hingga belajar mengenal asupan padat seiring dengan pertumbuhan giginya… Dimulai dari lepas eksklusif ASI rata2 pada usia 6 bulan, sebagai asupan pendamping dari ASI, hingga berangsur lepas ASI  di usia kurang lebih 2 tahun…


Lalu apakah Food Combining bisa diterapkan untuk asupan si Kecil… Ini sekedar share pengalaman pribadi saya yang mengatur pola makan Anak sejak belajar MPASI, berhubung susah dan belum ada rujukan atau buku2 menu2 MPASI yang sejalan dengan Food Combining sejauh yang saya cari… terkait dengan pola makan untuk sehat yang paling fleksibel dan mudah diterapkan untuk siapapun dengan tujuan untuk tetap memaksimalkan kesehatan melalui apa yang dimakan sehari2…


Pengenalan MPASI seminggu awal untuk si kecil bisa dimulai dari asupan cair dari perasan dan lumatan buah2an, agar transisi dari perubahan tekstur cair ke padat tidak terlalu drastis… semisal perasan air jeruk, dan tetap diberikan sesuai ritme sirkadian, buah untuk pagi ke siang…


Minggu berikutnya mulai dikenalkan dengan asupan buah dalam bentuk pure, seperti buah pir, apel, yang dibejek2 ataupun diproses menggunakan slow juicer… bukan dengan blender konvensional (putaran pisau blender menyebabkan panas, dan ini merusak kondisi enzim buah2an). Di minggu kedua ini juga bisa mulai dikenalkan dengan asupan karbohidrat pati dan protein nabati semacam kentang rebus yang ditumbuk, sedikit tempe rebus, dan sayur2an, semua dengan porsi yang secukupnya (siang ke sore). 

Dengan cara proses yang juga dibikin pure, jika ingin menambahkan elemen sayur mentah, bisa dicacah halus untuk dicampur kedalam pure karbohidrat pati. Sebisa mungkin hindari penggunaan garam dan gula! ataupun bumbu2 yang beraroma keras… biarkan si kecil merasakan manis dan gurih alami dari asupannya.

Minggu ketiga mulai dikenalkan dengan asupan protein hewani, tapi jangan sembarangan juga, berhubung banyak hewan2 sekarang yang dikembangbiakkan secara “paksa” demi kebutuhan industri…
Saya pribadi menggunakan ikan darat, agak kuatir dengan kondisi laut yang udah banyak tercemar… kalaupun mau menggunakan ikan laut, pilih yang kecil2… diolah dengan cara di kukus, ataupun rebus… jadikan kudapan (digado)… sesuaikan dengan dasar Food Combining, protein hewan tidak dibarengi dengan karbohidrat pati…


Langkah MPASI berikutnya dan seterusnya, perhatikan jumlah gigi yang telah tumbuh… sesuaikan porsinya dengan seiring waktu si kecil tumbuh… semakin banyak gigi bisa menjadi parameter untuk meningkatkan asupan dan variasi MPASI secara bertahap, sekaligus belajar mengunyah dengan benar… hingga akhirnya memasuki tahap menyapih, dan Si kecil bisa mengkonsumsi asupan padat yang ideal secara utuh 

Tulisan ini berdasar pengalaman saya menjaga asupan Alsa, anak saya yang sekarang berusia 2 tahun 10 bulan, sejauh ini tidak pernah ada masalah yang serius dengan kesehatan hariannya. Sakit flu hanya sesekali, itupun setelah kecolongan minum susu atau jajanan2 kemasan. jadi jangan buru2 panik ketika anak sakit, coba perhatikan dari asupan kesehariannya…


Sedikit tambahan, Masih banyak yang mengejar si buah hati agar gemuk dan terlihat sehat… dan kemudian mudah termakan omong kosong iklan, Banyak orangtua yang pada akhirnya memberi asupan apapun yang berlabel “sehat” demi anaknya terlihat gemuk dan montok… dengan anggapan dan harapan bahwa gemuk itu selalu sehat… Jangan fokus pada berat badan dan tampilan gemuk saja, anak yang sehat adalah anak yang aktif, lincah, dan selalu ceria…


Sayangnya jualan sehat ini dilabelkan pada berbagai produk2 semacam Susu Formula (Sufor), biscuit atau bubur sebagai asupan MPASI olahan pabrik, dan sebagainya… yang justru seringkali menjadi biang kerok atas permasalahan kesehatan anak…


Sejatinya asupan yang ideal untuk Si Kecil adalah asupan yang masih dekat dengan bentuk alaminya, yang diolah cermat… bukan asupan dalam kotak dan kerdus kemasan untuk bayi seperti di iklan2…

(By Arnaldo Wenas)

Sumber foto: google
Indonesian Version

0 comments:

Post a Comment